2.1.15

Peluang Bisnis Martabak Tipis (Crepes) Aneka Rasa

Tags

warta-usaha.blogspot.com - Martabak super tipis atau biasa disebut crepes makin populer di Indonesia. Karena peluang usaha makanan ini masih cukup terbuka, banyak pemain yang menawarkan kemitraan atau waralaba crepes di Indonesia. 
Salah satu yang gencar menawarkan kemitraan adalah Ahmad Jamal Falladhi yang mengusung merek Janggut Naga Crepes di Kudus, Jawa Tengah.
Mendirikan usaha tahun 2012 silam, tak lama Ahmad langsung menawarkan kemitraan. Hingga saat ini dia sudah mempunyai empat gerai milik sendiri yang semuanya berlokasi di Jawa Tengah.
Sementara untuk gerai mitra sudah ada 30 gerai yang tersebar di luar Pulau Jawa, seperti Pangkal Pinang, Makassar, Palangkaraya, dan kota lainnya. “Di luar Jawa potensi market crepes besar karena masih jarang,” katanya. 
Ahmad membagi paket kemitraan berdasarkan lokasi. Untuk mitra di Pulau Jawa, paket investasinya dibanderol seharga Rp 7,5 juta. Sedangkan mitra-mitra di luar Pulau Jawa harus bayar seharga Rp 8,5 juta.
Dengan biaya investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan seluruh perlengkapan membuat crepes, seragam dan gerobak berukuran 170 sentimeter (cm) x 65 cm. Selain itu, ada juga bahan baku tepung crepes sebanyak 4 kilogram (kg), 2 kg abon, dan sembilan macam bumbu tambahan masing-masing 500 gram.
Ia menjanjikan, omzet penjualan kue yang diadaptasi dari jajanan asal negeri Belanda ini cukup besar. Dalam sebulan, mitra ditargetkan bisa mengantongi omzet sebesar Rp 6 juta. Setelah dikurangi biaya bahan baku, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya porsi laba bersihnya sekitar 25% dari omzet.
Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu empat bulan sejak memulai usaha. Menurutnya, target itu bisa tercapai asalkan lokasi usaha mitra strategis.
Pusat sendiri akan memantau dan merekomendasikan pemilihan lokasi usaha yang tepat. Menurut Ahmad, Janggut Naga Crepes membidik kalangan pelajar sebagai target konsumen. “Sehingga lokasi yang cocok adalah sekolahan,” katanya.
Ahmad mengklaim, crepes buatannya digemari karena berbeda dengan pemain lainnya. Ia membuat racikan crepes dengan campuran rasa manis, asin, dan gurih.
Untuk sensasi rasa manis didapat dari kulit crepes. Sementara rasa gurih dan asin berasal dari abon dan bumbu-bumbu. Pilihan bumbunya sendiri ada barbaque, original, ekstra hot, balado, keju, dan lainnya.
Janggut Naga Crepes membanderol harga jual di Pulau Jawa sebesar Rp 3.000–Rp 5.000 per porsi. Sementara di luar Pulau Jawa dihargai Rp 5.000–Rp 8.000  per porsi. Untuk menjaga kualitas rasa dan mutu crepes, ia mengharuskan semua mitra membeli bahan baku dari pusat.
Ia menargetkan jumlah mitra terus bertambah. Tahun ini sudah ada 12 mitra baru bergabung. 

warta-usaha.blogspot.com - Martabak super tipis atau biasa disebut crepes makin populer di Indonesia. Karena peluang usaha makanan ini masih cukup terbuka, banyak pemain yang menawarkan kemitraan atau waralaba crepes di Indonesia. 
Salah satu yang gencar menawarkan kemitraan adalah Ahmad Jamal Falladhi yang mengusung merek Janggut Naga Crepes di Kudus, Jawa Tengah.
Mendirikan usaha tahun 2012 silam, tak lama Ahmad langsung menawarkan kemitraan. Hingga saat ini dia sudah mempunyai empat gerai milik sendiri yang semuanya berlokasi di Jawa Tengah.
Sementara untuk gerai mitra sudah ada 30 gerai yang tersebar di luar Pulau Jawa, seperti Pangkal Pinang, Makassar, Palangkaraya, dan kota lainnya. “Di luar Jawa potensi market crepes besar karena masih jarang,” katanya. 
Ahmad membagi paket kemitraan berdasarkan lokasi. Untuk mitra di Pulau Jawa, paket investasinya dibanderol seharga Rp 7,5 juta. Sedangkan mitra-mitra di luar Pulau Jawa harus bayar seharga Rp 8,5 juta.
Dengan biaya investasi sebesar itu, mitra akan mendapatkan seluruh perlengkapan membuat crepes, seragam dan gerobak berukuran 170 sentimeter (cm) x 65 cm. Selain itu, ada juga bahan baku tepung crepes sebanyak 4 kilogram (kg), 2 kg abon, dan sembilan macam bumbu tambahan masing-masing 500 gram.
Ia menjanjikan, omzet penjualan kue yang diadaptasi dari jajanan asal negeri Belanda ini cukup besar. Dalam sebulan, mitra ditargetkan bisa mengantongi omzet sebesar Rp 6 juta. Setelah dikurangi biaya bahan baku, gaji karyawan, dan pengeluaran lainnya porsi laba bersihnya sekitar 25% dari omzet.
Dengan laba sebesar itu, mitra bisa balik modal dalam waktu empat bulan sejak memulai usaha. Menurutnya, target itu bisa tercapai asalkan lokasi usaha mitra strategis.
Pusat sendiri akan memantau dan merekomendasikan pemilihan lokasi usaha yang tepat. Menurut Ahmad, Janggut Naga Crepes membidik kalangan pelajar sebagai target konsumen. “Sehingga lokasi yang cocok adalah sekolahan,” katanya.
Ahmad mengklaim, crepes buatannya digemari karena berbeda dengan pemain lainnya. Ia membuat racikan crepes dengan campuran rasa manis, asin, dan gurih.
Untuk sensasi rasa manis didapat dari kulit crepes. Sementara rasa gurih dan asin berasal dari abon dan bumbu-bumbu. Pilihan bumbunya sendiri ada barbaque, original, ekstra hot, balado, keju, dan lainnya.
Janggut Naga Crepes membanderol harga jual di Pulau Jawa sebesar Rp 3.000–Rp 5.000 per porsi. Sementara di luar Pulau Jawa dihargai Rp 5.000–Rp 8.000  per porsi. Untuk menjaga kualitas rasa dan mutu crepes, ia mengharuskan semua mitra membeli bahan baku dari pusat.
Ia menargetkan jumlah mitra terus bertambah. Tahun ini sudah ada 12 mitra baru bergabung.