Warta Usaha kali ini akan mereposting sebuah usaha yang kreatif. Tulisan ini mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kita yang sedang mencari usaha apa?. Dikutip dari laman kontan, berikut wartanya :
Menjadikan sebuah karya seni sebagai usaha bukan hal yang haram bagi seniman. Bahkan apabila pekerjaan ini bisa melibatkan orang banyak justru karya seni mendatangkan manfaat banyak bagi khalayak.
Seperti dilakukan oleh Sepiahara yang menekuni usaha melukis menggunakan media kayu jenis jati belanda serta kayu pinus. Ia menjalani bisnis ini sejak awal 2015 di Ciawi, Bogor Jawa Barat.
Berawal dari hobinya, ia menuangkan lukisan di atas media kayu dan merasakan hasilnya menjadi karya seni yang unik. Kemudian, ia pun mulai melukis wajah teman-temannya di atas kayu. "Kami awalnya hanya jualan dari mulut ke mulut," katanya, Kamis (20/2).
Seiring berjalannya waktu permintaan terhadap lukisan kayu meningkat. Lalu, ia pun berinisiatif memasarkan hasil karyanya secara online lewat media sosial. Ia menerima order melukis apapun, termasuk wajah, benda. Konsumen yang rminat bisa pesan melalui akun Instagram Atoel Project.
Baca Juga: Talenan lukisan kian banyak diminati sebagai suvenir
Saat ini, ia mengembangkan bisnisnya bukan hanya dari lukisan kayu, tapi juga produk lain seperti gantungan kunci, kotak tisu, jam dinding, lampu tidur, buku, tas kayu dan lainnya.
Agar orderan bisa mengalir rutin, ia tak memasang harga tinggi untuk karya seni yang dijajakan. Tarifnya mulai dari Rp 70.000 sampai dengan Rp 400.000 per produk sesuai dengan ukurannya.
Bahan baku yang ia butuhkan untuk proses produksi selain kayu meliputi cat air, kulit sintetis dan akrilik sebagai pendukung untuk variasi produk lukisannya. "Kami mendapatkan bahan baku jenis kayu jati belanda dan kayu pinus dari palet peti kemas," jelasnya.
Proses produksi hanya 2 hari dan akan dikirim ke pemesan. Saat ini ia dibantu dengan 5 pengrajin untuk menjalankan bisnis ini. Mereka membagi kerja mulai dari proses memahat, melukis, hingga pengiriman.
Sepiahara mengklaim, saban bulan bisa menerima orderan hingga 300 pcs. Pesanan datang dari berbagai daerah seperti Jabodetabek, Yogyakarta, Bandung, Surabaya dan sebagainya.
Ia mengklaim, produknya sudah merambah ke pasar luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan Brunei.
Sebelumnya Sepiahara pernah memiliki toko yang menjual hasil karya seninya. Namun semenjak ada platform media sosial penjualan lebih banyak lewat online. "Jadi tokonya, di tutup," jelasnya.
Soal berapa besar omzet yang dikantongi, Ia mengklaim saban bisa mendapat penghasilan sekitar Rp 20 juta. Pesanan usaha ini cukup stabil bahkan dalam tren meningkat. Untuk memperluas pasar, ia menargetkan untuk memproduksi aneka produk furnitur. "Dari kayu-kayu," katanya.
Hobi bisa mendatangkan rezeki. Hal ini yang telah dilakukan oleh Sepiahara dengan karya seni lukisan di atas pahatan kayu.
Lukisan yang menggunakan media papan kayu bekas palet itu banyak diminati oleh konsumen. Berawal dari jualan jasa melukis secara mulut ke mulut dari saudara sahabat dan rekanan, kini lukisannya diminati oleh konsumen dari lintas kota.
Bahkan usaha lukisan kayu itu mendatangkan cuan bisnis sebagai reseller juga. Seperti dilakukan oleh Misbahul dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Misbahul yakni salah satu reseller Art Gift. Meski hanya sebagai reseller, dirinya mengaku bisa mendapatkan berbagai keuntungan seperti cara melukis, memahat sekaligus pendapatan yang besar.
Sejak bergabung jadi reseller awal 2019, ia memutuskan untuk menjual produk lukisan kayu. Karena dirinya masih harus duduk di bangku sekolah, sehingga ia tak memiliki waktu banyak untuk mengerjakan semua.
Meskipun hanya menjadi reseller atawa perantara antara konsumen dengan seniman pelukis, Saban bulannya ia bisa menerima orderan sebanyak 70-100 orderan.
Ia menawarkan produk lukisan terutama yang menggunakan bahan baku atau proses zaman dahulu atau jadul yakni menggunakan cat air. Tak hanya itu ia juga melayani produk lukisan yang menggunakan cetakan secara digital untuk dipasarkan. Alhasil, permintaan yang datang justru dari lukisan digital yang hasilnya tentu seperti nyata dan berwarna.
Ia membanderol harga yang terjangkau yakni mulai dari Rp 100.000 sampai dengan Rp 250.000 per lukisan. Ia juga pernah menerima permintaan melukis kayu ini yang kemudian dikirim ke Hong Kong. Ia merasa penjualan lukisan ke luar negeri tentu menjadi kebanggaan, karena produk lokal Indonesia bisa diterima ke pasar luar negeri.
Hal itu semakin membuat dirinya optimis, kalau bisnis lukisan kayu ini bisa semakin diminati oleh para pembeli. Ia pun menargetkan juga bisa menjual 200-300 orderan tiap bulannya di tahun 2020. "Targetnya tahun ini bisa menjual 1.000," katanya.
Tak butuh waktu lama untuk mengerjakan, biasa nya untuk yang digital hanya membutuhkan waktu kerja 1-2 hari. Sedangkan lewat sketsa siluet sekitar 4-7 hari.
Proses pembuatan lukisan digital ini memang dilakukan dengan cara mencetak foto yang diinginkan oleh para pembelinya. Jadi, pembeli hanya perlu mengirimkan foto apa yang ingin di cetak, kemudian akan langsung dikerjakan setelah pembayarannya diselesaikan.
"Jadi kalau yang lukisan digital ini prosesnya seperti sablon saja, lebih cepat juga," imbuhnya.
Meski baru menekuni usaha ini satu tahun terakhir, Misbahul mengklaim dirinya bisa mengantongi omzet sekitar Rp 25 juta per tahun. Ia pun berharap bisnis sebagai reseller ini bisa terus ditekuni nya untuk menambah pendapatan perbulan. *** https://peluangusaha.kontan.co.id/news/menakar-potensi-bisnis-dari-lukisan-kayu-1